Belajar Menulis Buku dari karya Ilmiah
Resume Pertemuan ke- : 25
Gelombang : 29
Hari/tanggal : Senin, 21 Agustus 2023
Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Narasumber : Eko Daryono, S.Pd
Moderator : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr
Sebelum memulai pertemuan ke-25 Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI ,Senin 21 Agustus 2023 moderator Bapak Bambang Purwanto,S.Kom ,Gr atau biasa di sapa Mr Bams memberikan suatu pertanyaan,"Pernahkan Anda menulis karya ilmiah?
Dan benar akan terjadi perubahan ekspresi. Kening mengernyit dan mata melirik ke atas. Dan timbul pertanyaan di dalam diri masihkah bisa saya melakukannya.
.
Moderator juga menyampaikan rasa Senang dan bahagia karena bisa bersama-sama belajar kembali di kelas belajar menulis nusantara dan . menyampaikan kalimat motivasi .'Berikan senyuman untuk seisi rumah agar kegiatan malam ini bisa berjalan lancar. Dan memperkenalkan nara sumber pertemuan ke-25 yaitu Bapak Eko Daryono..
Bapak Eko Daryono, S.Pd Lahir di Karanganyar pada 20
Desember 1975 ASN Fungsional Guru dengan jabatan terakhir Ahli Madya, penulis,
editor, narasumber diklat/ seminar/ workshop, motivator, trainer
penulisan berbagai macam karya ilmiah, alumni Pendidikan Guru
Penggerak Angkatan 7.
Prestasi bapak eko Juara 1 Lomba Karya Tulis
Ilmiah Tingkat Kabupaten
(2008) dan Juara 2 Lomba Guru
Berprestasi Tingkat
Kabupaten (2009).
Bapak eko memulai pertemuan dengan sebuah pertanyaan Apa itu Karya Tulis Ilmiah?,
Menurut Perka LIPI No 2/2014 bahwa: “Karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah"
Yang termasuk KTI itu ada 2 yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku
.
Jadi tak semua KTI itu berupa buku. Secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi memang berwujud buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas.
struktur penulisan KTI pada umumnya tersusun atas bab-bab dengan penomoran yang struktural sesuai dengan jenis KTI serta institusinya.
Perbedaan laporan KTI dan KTI yang telah dikonversi menjadi buku
Buku hasil konversi dari KTI bisa di ISNB-kan sedangkan KTI yang langsung di buat buku tanpa konversi (atau mentah KTI lgs diterbitkan) umumnya QRCBN.
Langkah-Langkah mengkonversi KTI menjadi buku
1. Memodifikasi Judul
Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).
2.Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku .
Modifikasi Bab I
Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA namun lebih menarik jika diambilkan dari intisari Bab I, misalnya fenomena yang terkait dengan inti buku.
Modifikasi Bab II
Bab 2 dapat dibagi menjadi beberapa bab dalam buku dengan cara mensplitnya sehingga setiap bab mengandung satu aspek pembahasan
Modifikasi Bab III
Bab III yang berisi metode penelitian biasanya diringkas menjadi satu atau dua paragraph dan dimasukkan pada bab IV di bagian awal
Modifikasi Bab IV
Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Biasanya Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV, namun sekali lagi tergantung pada penulis yang ingin mengeksplor kelebihan bukunya
Modifikasi Bab V
Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Substansi isinya sesuai dengan fenomena yang diangkat tanpa adanya prasaran
Modifikasi Lampiran
Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau hasil olah data. Adapun data-data yang menyangkut privacy tidak boleh disertakan, misalnya daftar nilai siswa lengkap dengan namanya. Jika ingin menyajikan nilai siswa sebaiknya dibuat kode-kode atau dibuat tabulasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku
- Keaslian laporan hasil penelitian
- Menghindari kompilasi yang terlalu banyak.
- Memilah dan memilih data yang dipublikasikan
- Modifikasi bahasa buku
- Hindari pengambilan sumber kutipan kedua atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
- Wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.
- Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN (optional)
Demikianlah pemaparan dari bapak Eko mengenai cara penulisan buku Karya Tulis ilmiah dan selanjutnya adalah sesi tanya jawab.
Pertanyaan dari Rosjida,a :
1. Apa kelebihan ISBN dari QRCBN
2. Untuk karya (tulis) ilmiah yang menggunakan chat GPT apakah tidak diperbolehkan? Karena ada aplikasi yg bisa melacak chat GPT
3. Berapa prosentase plagiarism yang diperbolehkan?
Menurut bapak Eko
1)secara de facto buku tidak ada perbedaan. Secara de yure, untuk buku ber-ISBN bisa dinilaikan untuk kenaikan pangkat sesuai Pedoman Buku 4 PKG.
2) Kerja Chat GPT adalah menggunakan database yang tersimpan di internet source jadi kemungkinan terdeteksi plagiat lebih besar. Seyogyanya lebih aman menggunakan pola pikir sendiri, chat gpt dapat dipergunakan sebagai pemandu saja.
3) Setiap institusi berbeda-beda terkait % plagiarisme. Umumnya maksimal 15%,
Pertanyaan Bapak Samsul Huda dari Tapin
1. Apakah untuk menerbitkan karya ilmiah menjadi sebuah yang mengedit apakah penulis atau dari penerbit?
2. Apakah terdapat sejumlah biaya tertentu untuk menerbitkan karya ilmiah kita menjadi buku?
Menurut bapak Eko
(1) Ada dua opsi , naskah asli bisa diserahkan ke penerbit atau penulis sudah mengkonversi secara mandiri jadi penerbit tinggal editing kecil dan layout
(2) Tentu ada biayanya .Untuk yang masih mentah KTI setiap penerbit punya patokan masing-masing (bisa browsing di inet). Kalau yang sudah dikonversi penulis biasanya biayanya fokus ke terbitnya buku dan ISBN-nya (bisa konsul ke Tim Hebatnya Omjay.
Pertanyaan Sutarmi, dari Muaro Jambi. Bagaimana menjadikan skripsi menjadi Buku, dan dengan siapa bisa berkonsultasi ?
Menurut bapak Eko Skripsi bisa dijadikan buku, syaratnya jangan takut kehilangan sebagian naskah skripsi yang akan dikonversi menjadi buku Untuk konsultasi bisa dengan Tim Hebatnya Omjay Colek Bunda Kanjeng.
Pertanyaan dari bapak Ahmad Soleh dari Jakarta
Bagaimana proses menjadikan artikel (4-5) lembar menjadi sebuah buku?
Menurut Bapak Eko ,Artikel dapat dikembangkan menjadi buku mengkaji pada pokok materi di dalamnya. Tentu butuh kerja ekstra, namun itu bisa dilakukan. Justru dari artikel yang simpel dapat dikembangkan menjadi buku yang bagus karena penulis bisa lebih bebas mengeksplorasi materi tanpa terpenjara dengan sistematika pada kasus KTI yang sudah jadi.
Demikianlah pertanyaan yang bisa saya catat,dan diakhir pertemuan moderatur Mr.Bams meminta bapak eko untuk menyampaikan closing statement.
Sebenarnya apapun jenis karya ilmiah dapat dikonversi menjadi buku dengan catatan jangan takut kehilangan naskah karena buku hasil konversi memang tidak bisa dipaksakan sama persis dengan naskah karya ilmiah aslinya. Namun yang perlu disadari, nilai guna dan nilai jual buku hasil konversi jauh lebih tinggi dari naskah aslinya.
Jangan takut untuk mencoba karena ada mentor-mentor hebat di Timnya Omjay yang siap membantu. Jangan pernah menyerah dengan tantangan yang adakan dihadapi. Resepnya satu : Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah HATI.” Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu
Dan Pantun dari Mr Bams
Bila haus boleh minum Aqua karena Aku ada untukmu boleh juga minum Prima karena pastinya ada Perasaan rindu bersama
Ikan hiu makan tomat
I love you so much
Hari kami bawa palu
I miss you
Terima kasih sudah menyimak malam ini, bila ada salah ambil penghapus maaf lahir batin.
Bila ada yang bermanfaat dicatat dan diingat dalam hati.
Komentar
Posting Komentar